Pembiasaan Berliterasi
Pembiasaan
Berliterasi
Literasi, atau kata
lainnya melek aksara. Kemampuan membaca, menulis, berbicara serta dapat
memecahkan masalah. That’s the basic of
study, kemampuan dasar belajar.
Kemampuan yang diperoleh dari pengalaman ataupun latihan. Pengalaman dan
latihan tersebut yang diharapkan agar tercipta manusia yang mampu menghasilkan
output yang baik.
Generasi milenial
sekarang ini “kids zaman now” memiliki potensi besar dalam pengalaman dan
latihan tapi tentu harus melewati bimbingan dari orang sekitarnya. Keseharian
mereka tidak lepas dari teknologi. Teknologi membuat kehidupan sekarang ini
lebih serba instan. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi para pendidik. Pro
dan kontra dipastikan selalu ada. Teknologi membuat kehidupan jadi lebih mudah
tapi disisi lain teknologi juga dapat membuat sebagian orang lupa diri. Ada esensi-esensi penting yang harus
diperhatikan atau diingat bahwa everything
needs a process, terkadang kita lupa menghargai setiap proses itu.
Proses inilah yang
berusaha kita biasakan kepada siswa dalam berliterasi. Bahwa dalam mencapai
suatu tujuan butuh kerja keras, butuh pengorbanan. Jika mereka menganggap sudah
mampu membaca dan menulis adalah literasi, tapi dalam keseharian mereka belum
mampu menerapkannya. Bagaimana mereka dapat bersaing di kehidupan yang akan
datang ? Kebiasaan membaca dan menulis mungkin bagi sebagian orang adalah hal
sepele tapi jika kita tilik lebih dalam kemampuan ini merupakan hal yang paling
kita andalkan dalam kehidupan ini. Kemampuan yang setiap hari kita gunakan. So why we don’t want to do it better ?
Informasi saat ini begitu pesat, cepat dan beragam. Ketinggalan informasi
berarti ketinggalan cerita, bahkan ketinggalan zaman. Informasi yang beragam
ini tentu tidak harus kita telan mentah-mentah, karena bukan hanya berita
benar, bahkan berita bohong atau hoax
juga banyak. Hal seperti ini butuh kemampuan literasi yang baik. Jangan sampai
kita juga ikut menyebarkan informasi yang belum tentu kebenarannya hanya karena
kemampuan literasi kita yang kurang.
Kemampuan literasi
harusnya dibiasakan sejak dini. Dimulai dari membaca beragam buku dan
sering-sering menulis untuk menerapkan hasil latihan dan belajar. Hal ini yang
berusaha kami upayakan untuk siswa-siswa SMP Negeri 2 Sengkang. Berbagai
program sekolah kami rancang agar pembiasaan ini menjadi hal yang dapat memicu
semangat belajar dan tentunya dapat menambah wawawan mereka. Dengan membaca
mereka akan mendapat pengetahuan dan mengerti lebih banyak hal lainnya. Tidak
dapat dipungkiri kemauan membaca siswa saat ini sangat kurang. Bahkan banyak
dari mereka yang tidak mengenal beberapa kosa kata dalam bahasa Indonesia. Ini
menjadi kendala tersendiri bagi mereka saat mengerjakan tugas sekolah karena
masih banyak yang belum mengerti tentang kalimat-kalimat tertentu ataupun
istilah-istilah dalam pelajaran mereka. Bahasa bersifat dinamis, setiap harinya
ada saja kata-kata atau istilah yang muncul dan sering digunakan. Jadi kita
harus benar-benar melek akan hal ini. Kalau tidak, kita akan ketinggalan.
Kegiatan dasar yang
kami lakukan adalah berupaya memberi kesempatan kepada siswa yaitu 10 menit
membaca sebelum pelajaran dimulai. Buku yang dibaca tidak ditentukan baik fiksi
maupun nonfiksi, tapi tetap dalam pengawasan buku tersebut sesuai atau tidak
layak untuk mereka baca. Kegiatan ini tentu memiliki rule tersendiri agar lebih terkontrol. Ada target yang harus mereka
capai agar mereka lebih termotivasi untuk membaca. Masing-masing siswa mendapat
kartu kontrol literasi. Dalam kartu kontrol tersebut berisi identitas dan
bulan/minggu yang harus diisi, kemudian
mereka menulis sinopsis serta kata-kata sulit yg mereka dapatkan di dalam
bacaan pada kolom yang tersedia. Kartu kontrol literasi ini akan rutin
dikumpulkan tiap minggu. Target baca mereka dalam seminggu adalah 1 buku. Poin
yang mereka dapatkan adalah 100 poin yang harus mereka pertahankan tiap
minggunya. Jika tidak menyelesaikan 1 buku perminggu maka poin akan dikurangi
20 poin. Nilai ini akan menjadi nilai tambah di rapor pada pelajaran Bahasa
Indonesia.
Kegiatan ini sudah berlangsung
selama sebulan lebih. Mulai dari masuk tahun ajaran baru 2019/2020. Mereka
telah menyelesaikan 4 judul buku selama sebulan ini. Progres membaca siswa dapat
kita pantau dari terkumpulnya kartu kontrol dan daftar jurnal baca mereka. Pepatah mengatakan “ala
bisa karena biasa”. Hal ini merupakan langkah awal untuk membiasakan mereka
membaca. Mungkin awalnya sulit, tapi kalau sudah terbiasa, tanpa sadar mereka
akan melakukannya terus menerus. Mereka akan lebih terlatih dan mampu menyikapi
setiap informasi yang diterima dari kebiasaaan membaca dan menulis ini. Program
literasi kelas membaca 10 menit ini diharapkan mampu merangsang dan memotivasi keinginan
anak untuk lebih rajin membaca dan menulis serta dapat diterapkan secara
menyeluruh pada setiap tingkatan kelas.
Pembiasaan Berliterasi
Reviewed by Andi Darwisa Oktora
on
September 09, 2019
Rating:

Tidak ada komentar: